Rabu, 25 November 2009

Amalan Hari Arafah

Al Hajju Arafat, Haji adalah Arafah. HR Ibnu Hibban. Hadits ini teramat masyhur saat pelaksanaan haji. Wukuf di Arafah adalah puncak ibadah haji. Sebab dia adalah salah satu rukun haji, maka tak sah haji seseorang bila ia tidak hadir di Arafah untuk wukuf meski apapun kondisi jemaah. Bahkan tidak hanya yang sakit ringan, orang yang sedang sekarat pun dibawa hadir ke Arafah meski hanya sesaat, demi menuntaskan rukun haji yang puncak ini.
Karena wukuf di Arafah adalah amalan haji yang amat penting, sebab itu pada artikel kali ini akan diketengahkan amalan-amalan yang mesti dilakukan oleh jemaah haji yang berwukuf di sana tahun ini.

Sebagaimana yang disampaikan oleh sahabat Jabir bin Abdullah Ra pada hadits yang terdapat pada kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Ibnu Majah & Sunan An Nasa'i bahwa pada hari Arafah

Rasulullah Saw mengerjakan beberapa hal di bawah ini:
Pertama, Berangkat dari Mina menuju Arafah pada pagi hari tanggal 9 Dzul Hijjah. Beliau berangkat menuju Arafah dengan mengendarai kendaraan (unta) saat matahari terbit di pagi itu. Perjalanan ini diisi dengan talbiyah, tahlil dan takbir.

Kedua, Khutbah Arafah. Khutbah Arafah beliau Saw sampaikan saat matahari sudah tergelincir dan sebelum pelaksanaan shalat.

Ketiga, Shalat Zhuhur & Ashar. Kedua shalat ini beliau Saw lakukan bersama para sahabat dengan cara jamak (mengumpulkan dua ?shalat dalam satu waktu) dengan sekali adzan dan dua iqamat. Tidak ada shalat apapun yang beliau Saw lakukan selain kedua shalat di atas. Khutbah Arafah & kedua shalat ini beliau Saw lakukan di Namirah, yang kini sudah menjadi sebuah masjid besar di Arafah. Perlu diketahui bahwa Namirah bukan termasuk wilayah Arafah yang dijadikan tempat wukuf.

Keempat, Wukuf di Arafah menghadap qiblat. Kegiatan wukuf beliau Saw lakukan di dalam wilayah wukuf Arafah (bathni al waadi) sambil menunggang unta dan menghadap qiblat. Beliau Saw melakukan hal ini mulai sejak usai shalat hingga matahari tenggelam. Semua aktifitas wukuf beliau Saw lakukan di tempat terbuka tak beratap.

Kelima, Memperbanyak ibadah. Meski hadits Jabir Ra tidak menyebutkannya namun sambil mengisi waktu wukuf yang kira-kira 4 jam lebih sebaiknya kegiatan wukuf diisi dengan memperbanyak ibadah. Ibadah yang bisa dilakukan adalah dzikrullah, istighfar, doa, tilawah Al Qur'an, dan semua ibadah yang bernilai kebaikan di sisi Allah Swt.

Keenam, Meninggalkan tempat wukuf saat matahari sudah benar-benar tenggelam. Saat matahari sudah benar-benar tenggelam, maka Rasulullah Saw menyudahi ibadahnya di Arafah lalu bertolak menuju Masy'aril Haram (Muzdalifah & Mina) untuk merampungkan seluruh rukun & wajib haji yang tersisa.

Demikianlah amalan hari Arafah yang dapat saya simpulkan untuk para tamu Allah yang menjalankan ibadah haji tahun ini. Sebagai tambahan, dalam kitab Mawarid Azh Zham'an dan Shahih Ibnu Hibban terdapat sebuah hadits yang menceritakan keutamaan hari Arafah. Dari Jabir Ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Tiada hari yang paling Allah Swt sukai kecuali 10 hari awal di bulan Dzul Hijjah. Tidak ada hari yang paling utama di sisi Allah Swt kecuali hari Arafah. Saat itu Allah Swt turun ke langit dunia. Hari itu Allah Swt membanggakan orang yang berkumpul di Arafah di hadapan para malaikat yang berada di langit. Allah Swt berfirman, "Perhatikanlah para hambaKu itu yang datang kepadaKu dengan tubuh lesu dan lusuh. Mereka datang dari penjuru dunia yang jauh. Semuanya berharap rahmatKu dan memohon perlindungan dari adzabKu. Maka tidak ada hari dimana manusia paling banyak dibebaskan dari ancaman neraka, melainkan hari Arafah."

( Dari beberapa sumber )

Tidak ada komentar: