Kamis, 23 Juli 2009

Skenario Kamar 1808 Diledakkan Dulu Makin Kuat


Pelaku bom bunuh diri sebetulnya ingin meledakkan kamar 1808 Hotel JW Marriott terlebih dahulu, baru kemudian meledakkan restoran di hotel berbintang lima tersebut serta Hotel Ritz-Carlton. Skenario yang dilontarkan pengamat itu semakin kuat setelah polisi membenarkan bom yang berada di 1808 itu seharusnya meledak terlebih dulu.

Kepolisian Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan hal tersebut terlihat dari waktu yang tertera pada timer bom itu. "Jika dilihat dari timer-nya, seharusnya bom itu yang lebih dulu. Ledakan di lantai dua Hotel JW Marriott kan pukul 07.47, ini sebelumnya," ujarnya seusai konferensai pers di Jakarta Media Crisis Center, Kamis (23/7).

Menurut salah satu pengamat, bom yang meledak di kamar 1808 rencananya sebagai pancingan turunnya pengunjung ke lantai dua. Setelah bom di lantai 18 meledak dan pengunjung menuju lantai bawah, bom di restoran diledakkan.

Entah apa sebabnya, bom yang berada di kamar 1808 JW Marriott tidak meledak pada waktu yang ditentukan. Polisi sendiri enggan berkomentar tentang hal-hal teknis seperti itu. "Kami tidak tahu," tukas Yoga.

Namun, polisi telah mengantongi sidik jari di kamar 1808 Hotel JW Marriot. Walau, sampai saat ini, polisi belum mengetahui pemilik sidik jari itu. "Kami sudah menemukan sidik jari. Tapi belum bisa dicocokkan dengan siapapun," jelasnya.

Sebab, hingga saat ini, polisi belum dapat memeriksa siapapun terkait penghuni kamar 1808
.

Tidak ada komentar: